Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kata Kyai : Saatnya Pilih Pemimpin Peduli dan Membawa Solusi

Foto : Pesantren (Ponpes) Annur Azzahra Tempeh, Lumajang, KH Imron Fauzi atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Fauzi
SUARASATUNEWS.ID, Lumajang - Lumajang adalah rumah bagi kita semua, tempat kita hidup, berjuang, dan membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Namun, realitas hari ini memaksa kita bertanya: apakah Lumajang sudah berada di jalur yang tepat menuju kemajuan? Jika ketimpangan, kemiskinan, dan pelayanan publik yang kurang memadai masih menjadi masalah, maka inilah waktunya bagi kita untuk memilih pemimpin yang mendengar, memahami, dan bertindak demi rakyat.

Hal ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Annur Azzahra Tempeh, Lumajang, KH Imron Fauzi atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Fauzi pada awak media Kamis (21/11/2024) tadi.

Pilihan di Pilkada 2024 bukan sekadar menentukan siapa yang menjadi Bupati dan Wakil Bupati, akan tetapi tentang masa depan Lumajang. "Pasangan Bunda Indah Amperawati dan Mas Yudha Adji Kusuma. Membawa visi perubahan, program konkret, dan semangat baru untuk Lumajang keluar dari stagnasi. Mereka bukan sekadar janji, melainkan memberi solusi," ungkapnya.

Lebih lanjut Gus Fauzi menegaskan, untuk mengakhiri Ketimpangan dan Memulai Pemerataan yang selama bertahun-tahun, pembangunan di Lumajang terasa tidak merata. Desa-desa terpencil sulit diakses, jalan-jalan masih banyak yang rusak, dan infrastruktur dasar seperti air bersih belum tersedia di banyak tempat. Pasangan Bunda Indah - Mas Yudha menawarkan program yang langsung menjawab permasalahan ini.

"Dana Dusun hingga Rp 300 Juta per Tahun. Ini bukan sekadar janji. Dana ini akan langsung digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat di tingkat dusun. Pembangunan Jalan dan Jembatan di Wilayah Terpencil. Pasangan ini paham bahwa desa-desa terpencil harus terhubung dengan pusat ekonomi agar masyarakat bisa berkembang," tuturnya.

Gus Fauzi menegaskan, pertanyaan untuk Kita: Jika desa-desa kita masih tertinggal, apakah kita akan tetap memilih pemimpin yang sama yang membiarkan hal ini terjadi selama bertahun-tahun? Disisi lain, Pendidikan dan Kesehatan yang Berkeadilan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lumajang masih berada di peringkat ke-35 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. 

"Ini bukan sekadar angka, ini adalah kenyataan yang menunjukkan banyak warga Lumajang tidak mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang layak. Bunda Indah - Mas Yudha memiliki solusi: Beasiswa untuk Anak Tidak Mampu. Tidak ada lagi anak-anak Lumajang yang harus putus sekolah karena biaya. Pelayanan Kesehatan Gratis untuk Semua. Melalui Universal Health Coverage (UHC), setiap warga akan mendapat akses kesehatan tanpa diskriminasi secara gratis," imbuh Gus Fauzi.

Masih kata Sang Kyai, Pertanyaan untuk Kita: Apakah kita akan terus memilih pemimpin yang hanya menawarkan program simbolis, seperti seragam gratis, tanpa memperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan? Menurutnya, Lumajang adalah kabupaten dengan potensi besar. Namun, apakah kekayaan ini dirasakan oleh semua? 

"Faktanya, tingkat kemiskinan Lumajang masih 8,65%, dan banyak petani serta UMKM kesulitan untuk berkembang. Pasangan Bunda Indah - Mas Yudha memahami pentingnya pemberdayaan ekonomi rakyat melalui program seperti: Subsidi Pupuk yang Tepat Sasaran. Petani kecil tidak lagi kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau. Bantuan Modal dan Pelatihan untuk UMKM. Pedagang kecil dan pengusaha lokal akan diberdayakan, bukan hanya dijanjikan," jelentrehya.

Ditegaskan lagi olehnya, Pertanyaan untuk Kita: Apakah kita akan terus mendukung kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir pihak, seperti tambang pasir, tanpa memberikan dampak nyata bagi rakyat kecil? Kita membutuhkan Pemerintahan yang Bersih dan Transparan. Korupsi dan nepotisme adalah dua musuh utama yang menghambat kemajuan Lumajang.

"Selama ini, kita terlalu sering mendengar tentang ketidaktransparanan anggaran dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Bunda Indah- Mas Yudha berkomitmen untuk: Digitalisasi Pelayanan Publik. Semua proses birokrasi akan transparan dan dapat diawasi masyarakat. Pengawasan Ketat Anggaran. Setiap rupiah yang dikeluarkan pemerintah akan dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Pertanyaan untuk Kita: Apakah kita ingin melanjutkan pola pemerintahan yang tidak transparan, atau memilih pemimpin yang berkomitmen pada pemerintahan bersih? ," tegasnya.

"Kita butuh Pemimpin yang Mendengar dan Bertindak. Kepemimpinan bukan tentang duduk di kursi kekuasaan; ini tentang mendengar dan merespons kebutuhan rakyat. Bunda Indah - Mas Yudha telah menunjukkan komitmen mereka untuk turun langsung ke lapangan, menemui warga, mendengarkan keluhan, dan memberikan solusi. Mereka bukan pemimpin yang hanya berbicara; mereka adalah pemimpin yang bertindak. Dalam debat publik, mereka memaparkan program yang terarah, terukur, dan realistis, berbeda dengan retorika kosong yang sering kita dengar. Pertanyaan untuk Kita: Apakah kita akan memilih pemimpin yang hanya mengulang janji lama, atau memilih yang membawa solusi," tambahnya.

Gus Fauzi memberi kesimpulan: Saatnya Lumajang Bangkit, Lumajang butuh pemimpin pejuang. Kita tidak bisa lagi terus berharap pada pola kepemimpinan lama yang hanya fokus pada pencitraan tanpa hasil nyata. "Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma adalah pasangan yang membawa harapan dengan visi yang jelas, program konkret, dan komitmen terhadap keadilan sosial. Pilihan Anda Menentukan Masa Depan Lumajang. Mari kita bangun Lumajang yang lebih baik bersama pemimpin yang peduli dan membawa solusi. Pilih pasangan nomor urut 2. Coblos kerudung merah," pungkasnya. (Alf/tim).