Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aparatur Supiturang Monitoring Pembuatan Sodetan DAS Curahkobokan

Suasana di lokasi kegiatan saat pemantauan


LUMAJANG - (suarasatunews.com)
Sebagai upaya antisipasif terjadinya bencana banjir lahar dingin, aparatur Desa Supiturang melakukan monitoring pembuatan sodetan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Curahkobokan, yang berada di Desa Sumbersari Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Minggu (31/1/2021).

Babinsa Supiturang Koramil 0821/14 Pronojiwo, Serka Ikhwanurudin menyampaikan, bahwa kejadian guguran awan panas Gunung Semeru pada akhir tahun 2020 yang lalu, masih menyisakan bahaya sekunder yang mengkhawatirkan khususnya bagi masyarakat yang ada di sekitar DAS Curahkobokan.

Ikhwanuruddin juga menyampaikan, saat ini terdapat penumpukan material vulkanis yang menyumbat aliran Sungai Curahkobokan, sehingga masyarakat sekitarnya khawatir apabila terjadi hujan akan terjadi luapan air ke pemukiman dan lahan pertanian warga.

"Saat terjadi hujan di puncak Gunung Semeru, air hujan tersebut akan menjadi bahaya apabila tersumbat oleh material vulkanis yang ada di DAS Curahkobokan, karena air dari puncak tidak mengalir di aliran yang semestinya," ujarnya.

Lebih lanjut dia, sebagai aparatur kewilayahan, pihaknya berkewajiban untuk membantu dan menyukseskan usaha-usaha yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

"Selama pergerjaan sodetan, kita dari Koramil 0821/14 Pronojiwo, Polsek Pronojiwo, Pemerintah Desa dan relawan tanggap bencana Desa Supiturang akan terus membantu dan memantau perkembangan situasi cuaca di puncak gunung yang mengacu pada informasi dari Pos Pengamatan PVMBG Semeru di Gunung Sawur," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Supiturang Nurul Yakin mengatakan, bahwa pengerjaan sodetan direncanakan sepanjang ± 10 Km mulai dari pertengahan hulu DAS Curahkobokan Desa Supiturang di Dusun Sumbersari sampai dengan tanggul Kobokan di Dusun Gumuk Mas.

Dirinya juga menerangkan, bahwa pengerjaan ini merupakan gotong royong antara penambang dan masyarakat Desa Sumpiturang dengan menggunakan alat berat eskavator sebanyak empat unit.

"Pengerjaan sodetan di DAS Curahkobokan ini merupakan langkah awal untuk membuat jalan air yang tersumbat material vulkanis sehingga saat terjadi hujan di puncak aliran airnya tidak mengarah ke pemukiman dan lahan pertanian penduduk," pungkasnya. (By)