Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

'Urgensi' Ilmu Dalam Kehidupan, Simak Penjelasannya

Foto : Ayoub ( Ponpes Khomsani Nur )


LUMAJANG - (suarasatunews.com)
Ilmu adalah, usaha - usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi - segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan - rumusan yang pasti.

Berbicara tentang ilmu, jika didefinisikan sendiri - sendiri atau terpisah oleh suatu kelompok atau golongan, bisa saja berdampak negatif pada kehidupan masyarakat. 

Semisal, kelompok masyarakat yang fanatik terhadap ilmu agama misalnya, akan menganggap ilmu umum serasa tidak penting, karena menganggap dasar hukumnya kurang kuat.

Sementara kelompok yang lain, menganggap ilmu umum lebih penting, karena ilmu agama hanya dijadikan sebagai dasar saja.

Untuk bisa memahami pembagian ilmu, mari kita melihat pendapat dari sosok Ulama besar yang karyanya abadi sampai sekarang, yaitu Imam Ghozali. 

Menurut Imam Ghozali, ilmu hanya ada dua, yaitu ilmu Fardu Kifayah dan Ilmu Fardhu Ain.

Ilmu Fardhu Kifayah yaitu Ilmu yang kaitannya dengan orang banyak, seperti ilmu kedokteran, ilmu sosial dan ilmu apapun yang bermanfaaat untuk orang banyak. 

Sementara, ilmu fardhu ain, yaitu ilmu yang kaitannya dengan kewajiban diri sendiri, Seperti ilmu mempelajari Alquran (tajwid), ilmu tentang sholat dan semua ilmu yang mempelajari hukum atau kewajiban bagi diri sendiri.

Oleh sebab itu janganlah menganggap remeh terhadap ilmu apapun, karena pada dasarnya ilmu itu semuanya berasal dari Allah SWT dan Ilmu adalah wujud nyata penjagaan Allah terhadap ahlinya. 

Orang yang ahli ilmu bahasa (nahwu shorof), maka dalam perkataannya akan selalu berhati - hati, dengan selalu memakai kaidah ilmu bahasa. Sehingga setiap perkataannya terasa indah untuk didengar dan bisa memberikan manfaat bagi pendengarnya.

Ahli ilmu Alquran, maka Alquran yang akan menjadi pembimbingnya, cerminan Alquran akan tampak pada akhlaqnya. 

Ketika orang tersebut ahli ilmu fiqih, maka fiqih tersebut yang akan menuntun pada setiap langkahnya. Sehingga orang tersebut selamat karena mengerti hukum dalam beribadah maupun bermuamalah (sosial).

Sehingga dengan menuntut ilmu secara sungguh - sungguh, maka akan membawa orang tersebut pada penjagaaan Allah pada setiap aspek kehidupannya.

Dari ilmu jugalah, seseorang bisa mengetahui banyak hal. Contoh, dengan ilmu matematika, seseorang bisa mempelajari cara menghitung zakat, bisa mengetahui cara berdagang dan lain-lain. Dari ilmu kedokteran, seorang dokter bisa mengerti bagaimana cara menyebuhkan penyakit dan entu saja itu semua sangat bermanfaat.
 
Dalam ayat Alquran Surat Al Mujadalah ayat 11 menyebutkan bahwa bagi orang yang beriman dan berilmu, maka Allah akan meninggikan derajatnya.

يرفع الله الذين ا منوا منكم والذين اوت العلم درجاث

Artinya : Allah SWT akan mengangkat (derajat) orang - orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

Ilmu juga akan membuat seseorang menjadi takut kepada Allah SWT.

انما يخش الله من عباده العلماء

Artinya : Sungguh orang yang takut kepada Allah dari hamba hamba-Nya itu, hanyalah para orang yang alim.

Itulah alasan betapa pentingnya menuntut Ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum, yang mana semuanya memiliki manfaat masing masing.

Adapun gambaran orang yang berilmu ada tiga :

1. Ulil Albab(Cerdas Akal)
Yaitu orang yang bisa menerangkan ilmu dengan penjelasan secara ilmiah. 

2. Ulin Nuha(Cerdas Hati)
Golongan yang kedua ini sulit untuk menjelaskan secara ilmiah.Yang mana bias bias akhlaq terpancar pada tingkah lakunya sehari hari, meliputi tawadhu, sabar dan lain lain. 

3. Ulil Ahlam(orang yang mempunyai kepekaan hati dan akalnya).Yaitu golongan orang yang mampu menggabungkan keterangan ilmiah syariat, dengan perwujudan amal perbuatan dalam kesehariannya.

Jadi bagi orang yang ingin memperoleh keberkahan ilmu, haruslah bisa memberikan kemanfaatan untuk orang lain, dengan selalu mengamalkan ilmunya dengan baik.

Yang mana untuk memperoleh keberkahan ilmu, haruslah melalui bimbingan seorang guru yang alim dan bijaksana. (Ayoub)