Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tekan Paham Ekstrimis, IAI dan PMII Syarifuddin Gelar Ngaji Radikalisme

Suasana saat kegiatan berlangsung

Lumajang (suarasatunews) 
Institut Agama Islam (IAI) Syarifuddin Lumajang Jawa Timur dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menggelar ngaji radikalisme di kampus setempat, Rabu (30/0518).

Kegiatan ini digelar sebagai upaya menyikapi data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mendapati puluhan mahasiswa telah terpapar paham ektrimis.

Diskusi yang dikemas dengan tema ngaji radikalisme di kampus institut agama islam atau I-A-I Syarifuddin berlangsung sangat khitamad. Di mulai sejak pukul 14:00 wib hingga berakhir jam 16:00, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lumajang hadir dalam acara tersebut.

Bahkan, sejumlah narasumber dilibatkan dalam giat tersebut diantaranya dari Polres Lumajang, Kodim 0821 Lumajang dan akademisi berikut agamawan.

Salah satu nara sumber Dr. Muhammad Mashuri mengatakan, paham ektrimis yang mengatasnamakan paham agama saat ini memiliki pola baru dalam gerakannya, seperti kasus terorisme di surabaya. 

“Pelaku memanfaatkan perempuan, anak-anak dalam menebar teror. Padahal sebelumnya, pelakunya selalu laki laki,” kata dia. 

Lebih lanjut, wakil Rektor dua IAI Syarifuddin Lumajang juga mengutarakan, pola geraknya tak lagi menggunakak struktur jaringan. Akan tetapi sekarang, aksi terorisme  memanfaatkan gerakan kultural. 

“Belum lagi dari aspek motifnya, jika awalnya, aksi radilakme dilatar belakangi faktor ekonomi dan pendidikan. Natanya, pelaku teroris dari kalangan ekonomi menengah dan terpelajar,” tambah akademisi yang banyak senyum tersebut.

Disisi lain, Muhammad Darwis M.Pdi berkata, paham radikalisme ini telah memapar kekalangan mahasiswa. Menurutnha, data dari BNPT, 39 Mahasiswa terinfeksi pahama radikal tersebut.  

“Maka kampus benar benar harus meningkatkan kewaspadaannya. Cara kampus harus mendeteksi dini paham embrio penebat teroro tersebut,” jelas da’i berkumis tipis itu.

Bahkan, kampus harus terus meningkatkan perannya, memberikan pemahaman pabagi mahassiwa tenatang agama islam yang  penuh kedamaian dan penuh kasih sayang. Bukan Islam yang penuh dengan kebencian. 

“Terutama kampus kampus Islam, harus lebih memaksimalkan perannya, dalam menekan paham-paham transnasional tersebut,” tambahnya.

Inisiatif Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bersama kampus menggelar ngaji radikalisme ini harus diresppon dengan baik.

Karena kegiatan ini, untuk memberikan pemahamahan bagi mahasiswa akan bahakan laten paham radikalime tersebut.

 “Ya, berharap mahasiswa di Lumajang tak terpapar paham teroris ini,” tutup ketua komisariat PMII IAI Syarifiddin dengan mimik harap dan yakin.(TIM